Pages

Minggu, 17 April 2011

Laporan III Morfologi Tumbuhan - Morfologi Batang

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan begitu pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula merupakan hanya cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri.
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan anatomi tumbuhan.
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tumbuhan saja tetapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-masing bagian dari tumbuhan tersebut.
Karenanya banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya sifat-sifat batang, bentuk batang, permukaan batang, arah tumbuh batang dan percabangan batang maka perlunya mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu mempelajari bermacam-macam bentuk batang serta metamorfosisnya pada tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Psidium guajava
1. Morfologi
Tumbuhan biji belah pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan keujung semakin mengecil,jadi batangnya dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang dan mempunyai percabangan.
- Bentuk cabang pada jambu biji yaitu berkayu dan permukaannya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati).
- Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus).
- Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang selain daun juga merupakan pendukung bunga dan buah.
- Arah tumbuh cabangnya. (Sinaga, 2008).

2. Klasifikasi
Adapun susunan klasifikasi dari Psidium guajava adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava
(Plantamor, 2011).

3. Ekologi
Jambu biji dapat tumbuh pada daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan 2250 – 4500 mm/tahun dengan kelembapan 38 %. Pertambahan ketinggian tumbuhan ini mencapai 1000 – 1500 mm/tahun, dengan suhu 24˚C – 32˚C. Tumbuhan ini dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang banyak dengan keadaan tanah yang tidak terlalu kering dan lembab dengan pH 4,5 – 7,2 dan ketinggian 500 - 1200 m dpl. Di Indonesia umunya jambu biji telah tersebar kesemua pulau-pulau yang kebanyakan di temukan di daerah yang beriklim tropis seperti Sulawesi dan Kalimantan (Teberlinds, 1987).

4. Nilai medis
Psidium guajava juga memiliki manfaat dibidang kesehatan. Daun jambu biji digunakan sebagai obat untuk batuk dan diare. Jus dari jambu biji dipercaya berkhasiat untuk menyebuhkan penyakit demam berdarah. Kandungan kimia yang terkandung didalamnya yaitu tanin, asam amino pektin, kalsium, fosfor, zat besi, mangan, magnesium, belerang, vitamin A, vitamin B dan vitamin B1 yang baik untuk daya tahan tubuh. (Teberlinds, 1987).

5. Nilai komersial
Psidium guajava memiliki nilai komersial yang tinggi karena semua bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan. Daunnya bila diolah dapat dijadikan sebagai obat diare. Buahnya dapat dikonsumsi juga dapat diolah menjadi minuman segar berupa jus yang memiliki nilai jual yang tinggi. Selain itu batang dari tanaman ini digunakan sebagai kayu bakar dengan harga dipasaran berkisar Rp. 1.500 /ikat. (Teberlinds, 1987).

B. Carica papaya
1. Morfologi
Carica papaya L. adalah semak berbentuk pohon dengan batang yang lurus dan bulat. Bagian atas bercabang atau tidak, sebelah dalam berupa spons dan berongga, sebelah luar banyak tanda bekas daun. Tinggi pohon 2,5 - 10 m, tangkai daun bulat berongga, panjang 2,5 - 10 m, daun bulat atau bulat telur, bertulang daun menjari, tepi bercangap, berbagi menjari, ujung runcing garis tengah 25 - 75 cm, sebelah atas berwarna hijau tua, sebelah bawah hijau agak muda daun licin dan suram, pada tiap tiga lingkaran batang terdapat 8 daun. Bunga hampir selalu berkelamin satu atau berumah dua, tetapi kebanyakan dengan beberapa bunga berkelamin dua pada karangan bunga yang jantan. (Sinaga, 2008).

2. Klasifikasi
Adapun susunan klasifikasi dari Carica papaya adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Cistales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
(Plantamor, 2011).

3. Ekologi
Tanaman pepaya dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 700 – 1000 m dpl. Pepaya dapat tumbuh dimana saja sehingga tanaman ini dapat dijumpai diseluruh Indonesia. Curah hujan yang cocok untuk tanaman ini adalah berkisar antara 1000 – 2000 mm/tahun dengan suhu optimum 22 – 27 ˚C. Tanah yang cocok ditanami adalah tanah gembur, subur serta mengandung humus dengan pH 6 – 7. Kelembapan udara sekitar 60% dan angin yang tidak terlalu kencang untuk penyerbukan. (Cahyono, 1958).

4. Nilai medis
Tanaman pepaya sangat baik bagi kesehatan. Daunnya dapat mengobati reumatik, asma dan infeksi pernapasan. Kandungan kimia yang terdapat pada pepaya yaitu alkaloida, saponin, enzim lipase dan juga mengandung vitamin C dan vitamin E yang tinggi karena buahnya dapat menghaluskan kulit. (Cahyono, 1958).

5. Nilai komersial
Tanaman pepaya bukan merupakan tanaman langka dan tidak mengenal musim, sehingga harga jualnya murah. daunnya dapat dikonsumsi sebagai sayur atau lalapan. Batangnya digunakan untuk makanan ternak. Serta pada bunga pepaya juga dapat dijadikan sayuran.
Tanaman ini juga memliki getah yang dapat digunakan sebagai penjernihan dan penambahan cita rasa minuman dengan harga Rp. 22.000 /botol. (Cahyono, 1958).

C. Cucurbita muscata
1. Morfologi
Labu tumbuh merambat atau menjalar dengan kait pada batangnya dan tidak berkayu. Kait pada batang labu berbentuk melingkar seperti spiral. Batang tumbuhan ini berwarna hijau muda dan berbulu halus, berdiameter 0,5 cm – 1 cm serta berakar lekat. Panjang batangnya mencapai lebih dari 5 meter hingga 10 meter. (Sinaga, 2008).

2. Klasifikasi
Adapun susunan klasifikasi dari Cucurbita muscata adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Violales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
Spesies : Cucurbita muscata
(Plantamor, 2011).

3. Ekologi
Labu dapat tumbuh pada daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan 250 – 300 mm/tahun. Ketinggian untuk tumbuhan ini yaitu 2 – 3 m/tahun, dengan suhu 25˚C. Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan keadaan tanah yang tidak terlalu kering dan lembab dengan pH 5,5 – 6,5 dan ketinggian 1 – 1.300 m dpl. (Albert, 1897).

4. Nilai medis
Tanaman labu merupakan sumber energi yang baik, yaitu 142 kkal per 100 g biji. Labu mengandung tiga macam gula alami, yaitu sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Kombinasi tersebut mampu memberikan dorongan tenaga instan, tetapi cukup lama dan cukup besar efeknya. Serta tanaman labu juga memiliki banyak vitamin C, vitamin B dan vitamin E. (Albert, 1897).

5. Nilai komersial
Tanaman labu merupakan tumbuhan yang mempunyai nilai harga yang sedikit karena pada labu sendiri yang dapat diperjualkan belikan hanyalah buahnya saja dengan harga dipasaran berkisar Rp. 7.500 /buah. (Albert, 1897).

D. Languas galanga
1. Morfologi
Languas galanga tumbuhan lengkuas memiliki batang semu (batang ini sebetulnya pelepah daun yang bertumpuk tumpuk) seperti pisang. Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. (Sinaga, 2008).

2. Klasifikasi
Adapun susunan klasifikasi dari Languas galanga adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Languas
Spesies : Languas galanga
(Plantamor, 2011).

3. Ekologi
Tanaman lengkuas dapat hidup pada daerah yang memliki ketinggian antara 1000 – 1200 m dpl dengan curah hujan berkisar antara 2500 – 4000 mm/tahun. Lengkuas menyukai tanah yang berpasir dan berdrainase baik dengan pH antara 5 – 6,6. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki suhu antara 29 – 32 ˚C, dengan kelembaban 70%. Tanaman ini banyak hidup di daerah yang beriklim tropis seperti Sulawesi, Kalimantan bahkan Papua. (Sudarsomo, 1845).

4. Nilai medis
Lengkuas dapat digunakan sebagai obat diabetes melitus, usus buntu, disentri, amandel dan karminative. Zat kimia yang terkandung pada lengkuas antara lain minyak atsiri, kamferida, galangin, metil sinamat dan kristal kuning. (Sudarsomo, 1845).

5. Nilai komersial
Tanaman lengkuas merupakan salah satu rempah-rempah yang dapat dijaadikan sebagai obat tradiosional dan juga dapat digunakan sebagai penyedap makanan karena memiliki aroma yang khas. Bagian lengkuas yang biasa dijual adalah rimpangnya (batang) dengan harga Rp. 10.000,- /bungkus. (Sudarsomo, 1845).

E. Vanilla planifolia
1. Morfologi
Batang tanaman vanili kira-kira sebesar jari, berwarna hijau, agak lunak, beruas dan berbuku. Panjang rata-rata 15 cm. Tumbuhan melekat pada pohon atau tonggak yang telah disediakan. Pada batang vanili daun vanili langsung duduk pada batang dan memiliki warna hijau pekat. (Gembong, 1985).

2. Klasifikasi
Adapun susunan klasifikasi dari Vanilla planifolia adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Family : Orchidaceae
Genus : Vanilla
Spesies : Vanilla planifolia
(Plantamor, 2011).

3. Ekologi
Vanilla planifolia berasal dari Papua Nugini dan Maluku. vanila merupakan tumbuhan yang hidup memanjat pada tumbuhan lain yang hidup di daratan rendah tropik yang basah, ditemukan secara alami sampai pada ketinggian 200 - 1500 m dpl. Suhu rata-rata pada sagu yaitu 16 ˚C. Kelembaban relatif 60%. Curah hujan 1500 – 2500 m/tahun, dengan pH 5,5 – 6,4 (Okaya, 2007).

4. Nilai medis
Batang vanili dapat digunakan sebagai obat kembung, muntah-muntah, buang air besar serta muntah darah. Kandungan kimia yang terkandung di dalam batang, daun dan buahnya adalah saponin dan polifenol. Efek farmakologis diantaranya antipiretik serta pengharum makanan, parfum dan kosmetik. (Okaya, 2007).

5. Nilai komersial
Di Indonesia dan Malaysia, buah vanili mentah dan kering digunakan untuk pembuatan pengharum dan makanan ringan. Sedangkan di Amerika digunakan untuk pembuatan bedak. Batang vanili yang masih muda dapat digunakan sebagai makanan hewan. (Okaya, 2007)


BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
- Hari/Tanggal : Sabtu,09 April 2011
- Pukul : 13.00 Wita – 17.30 Wita
- Tempat : Laboratorium Biodeversity Jurusan Biologi
FMIPA UNTAD

B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Buku gambar
2. Alat tulis menulis
3. Daun Cyperus rotundus
4. Daun Passiflora quadrangularis
5. Daun Allium cepa
6. Daun Languas galanga
7. Daun Solanum tuberosum
8. Daun Nicotiana tabacum
9. Daun Ipomoea aquatica
10. Daun Clitoria ternatea
11. Daun Cucurbita muscata
12. Daun Helianthus annus
13. Daun Saccharum officinarum
14. Daun Carica papaya
15. Daun Psidium guajava
16. Daun Oputia sp
17. Daun Piper bettle
18. Daun Vanilla planifolia
19. Daun Bougainvillea spectabillis
20. Daun Imperata cilindricha

C. Prosedur kerja
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Menuliskan nama spesies dan family tumbuhan tersebut
2. Mengambarkan dan memberi keterangan bagian-bagiannya
3. Menentukan sifat-sifat batang :
- Basah (herbaceus)
- Berkayu (lignosus)
- Rumput (calmus)
- Mendong (calamus)
4. Menentukan bentuk batang :
- Bulat (teres)
- Bersegi (angularis)
- Pipih
5. Menentukan sifat permukaan batang :
- Licin (laevis)
- Berambut (pilosus)
- Beralur (sulcatus)
- Berusuk (costatus)
- Bersayap (alatus)
- Berduri (spinosus)
- Memperlihatkan bekas-bekas daun dan daun penumpu
6. Menentukan arah tumbuh batang :
- Tegak lurus (erectus)
- Menggatung (dependens/pendulus)
- Berbaring (humifusus)
- Menjalar/merayap (repens)
- Mengangguk (nutans)
- Memanjat (scandes)
- Membelit (volubilis)
7. Menentukan percabangan batang :
- Monopodial
- Monopodial semu
- Simpodial
- Dikotom


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
No. Gambar Keterangan
1.
Spesies : Psidium guajava
Family : Myrtaceae
Sifat batang : berkayu (lignosus)
Bentuk batang : bulat (teres)
Permukaan batang : lepasnya kerak
Tumbuh batang : Tegak lurus (erectus)
Percabangan batang: Monopodial

2..
Spesies : Cucurbita muscata
Family : Cucurbitaceae
Sifat batang : basah (herbaceus)
Bentuk batang : bulat (teres)
Permukaan batang : berambut (pilosus)
Tumbuh batang : berbaring (humifusus)
Percabangan batang: Simpodial

3. Spesies : Carica papaya
Family : Caricaceae
Sifat batang : basah (herbaceus)
Bentuk batang : bulat (teres)
Permukaan batang : Memperlihatkan bekas-bekas daun
Tumbuh batang : Tegak lurus (erectus)
Percabangan batang: Monopodial semu

4.
Spesies : Languas galanga
Family : Zingiberaceae
Tumbuh batang : Kebawah
Rhizome : Modifikasi batang dan daun

5. Spesies : Vanilla planifolia
Family : Orchidaceae
Sifat batang : basah (herbaceus)
Bentuk batang : bulat (teres)
Permukaan batang : Licin (laevis)
Tumbuh batang : Memanjat (scandes) dengan akar pembelit
Percabangan batang: Simpodial

B. Pembahasan
1. Psidium guajava
Psidium guajava atau biasa yang kita sebut dengan jambu biji merupakan tanaman yang memiliki sifat batang berkayu atau lignosus yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar yang terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon. Bentuk batangnya bulat atau teres yaitu bangun batang pada tengah batang terbentuk lingkaran. Permukaan batang lepasnya kerak yaitu pada saat batang kayu telah tua maka bagian kulitnya akan mati. Arah tumbuh batang tegak lurus atau erectus yaitu arahnya lurus keatas. Percabangan batangnya monopodial yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.

2. Cucurbita muscata
Cucurbita muscata atau biasa yang kita sebut dengan labu kuning merupakan tanaman yang memiliki sifat batang basah atau herbaceus yaitu batang yang lunak dan berair. Bentuk batangnya bulat atau teres yaitu bangun batang pada tengah batang terbentuk lingkaran. Permukaan batang berambut atau pilosus yaitu pada batang memiliki rambut-rambut halus yang menyelimuti batang. Arah tumbuh batang berbaring atau humifusus yaitu jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok keatas. Percabangan batangnya simpodial yaitu batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya.

3. Carica papaya
Carica papaya atau biasa yang kita sebut dengan pepaya merupakan tanaman yang memiliki sifat batang basah atau herbaceus yaitu batang yang lunak dan berair. Bentuk batangnya bulat atau teres yaitu bangun batang pada tengah batang terbentuk lingkaran. Permukaan batang memperlihatkan bekas-bekas daun yaitu batang memiliki bekas dari tempat dudukan daun. Arah tumbuh batang tegak lurus atau erectus yaitu arahnya lurus keatas. Percabangan batangnya monopodial semu yaitu pada batang lansung duduknya tangkai daun.

4. Languas galanga
Languas galanga atau biasa yang kita sebut dengan lengkuas merupakan tanaman yang tidak memiliki sifat batang, bentuk batang. Namun arah tumbuh batang kebawah, karena tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang tidak jelas berbatang yakni memiliki batang tetapi pada batang tersebut tidak terlihat karena langsungnya munculnya daun pada batang. Rhizomenya merupakan modifikasi dari batang dan daun yang biasa disebut cakram atau discus yaitu pada bagian inilah yang merupakan batang yang sesungguhnya, tetapi hanya kecil dengan ruas-ruas yang amat pendek.

5. Vanila planifolia
Vanila planifolia atau biasa yang kita sebut dengan vanili merupakan tanaman yang memiliki sifat batang basah atau herbaceus yaitu batang yang lunak dan berair. Bentuk batangnya bulat atau teres. Permukaan batang licin atau laevis yaitu pada permukaan batang tersebut jika pada saat dipegang serasa seperti lilin. Arah tumbuh batang memanjat atau scandes yaitu jika batang tumbuh keatas dengan menggunakan penunjang seperti akar pembelit. Percabangan batangnya monopodial yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.


BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari sudut bentuk penampang melintangnya batang dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang yaitu :
a. Bulat (teres), misalnya batang Bougainvillea spectabilis (kembang kertas)
b. Bersegi (angularis), terbagi lagi menjadi dua yaitu:
- Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang Cyperus rotundus (rumput teki)
- Segiempat (quadrangularis), misalnya batang Passiflora quadrangularis (markisah)
c. Pipih, terbagi lagi menjadi dua yaitu:
- Filokladia (phyllocladium), misalnya batang Muehlenbeckia patyclada (jakang)
- Kladodia (cladodium), misalnya Opuntia vulgaris (kaktus)
2. Sifat-sifat batang tumbuhan dapat dibedakan menjadi :
a. Batang basah (herbaceus), misalnya pada batang Helianthus annuus (bunga matahari)
b. Batang berkayu (lignosus), misalnya pada batang Bougainvillea spectabilis (kembang kertas)
c. Batang rumput (calmus), misalnya pada batang Oryza sativa (padi).
d. Batang mendong (calamus), misalnya pada batang Cyperus sp (rumput teki).
3. Sifat-sifat permukaan batang tumbuhan terbagi menjadi :
a. Licin (laevis), misalnya pada batang Piper bettle (sirih)
b. Berambut (pilosus), misalnya pada batang Cucurbita muscata (labu)
c. Beralur (sulcatus), misalnya pada batang Clitoria ternatea (kembang merak)
d. Berusuk (costatus), misalnya pada batang Coleus scutellarioides (iler)
e. Bersayap (alatus), misalnya pada batang Passiflora quadrangularis (markisa)
f. Berduri (spinosus), misalnya pada batang Opuntia sp (kaktus)
g. Memperlihatkan bekas-bekas daun dan daun penumpu, misalnya pada batang Carica papaya (pepaya)
4. Arah tumbuh batang dibedakan menjadi:
a. Tegak lurus (erectus), misalnya pada Solanum tuberosum (kentang)
b. Menggantung (dependens/pendulus), misalnya pada jenis anggrek (Orchidaceae)
c. Berbaring (humifusus), misalnya pada Citrullus vulgaris (semangka)
d. Menjalar atau merayap (repens), misalnya pada Cucurbita muscata (labu)
e. Mengangguk (nutans), misalnya pada Halianthus annuus (bunga matahari)
f. Memanjat (scandens), misalnya pada Piper bettle (sirih)
g. Membelit (volubilis), misalnya pada Clitoria ternatea (kembang telan)
5. Cara percabangan pada batang ada bermacam-macam, yaitu :
a. Monopodial, misalnya pada batang Helianthus annuus (bunga matahari)
b. Monopodial semu, misalnya pada batang Piper bettle (sirih)
c. Simpodial, misalnya pada batang Opuntia sp (kaktus)
d. Dikotom, misalnya pada batang Gleichena linearis (paku andam)

B. Saran
Praktikan berharap agar dalam praktikum selanjutnya dapat berlangsung dengan lebih tenang, sehingga praktikan dapat memanfaatkan waktu yang telah disediakan dengan seefisien mungkin. Serta praktikan berharap agar tidak hanya para praktikan yang mematuhi tata tertib pada saat di dalam laboratorium, namun para asisten juga sehingga praktikum dapat berjalan lebih tertib.

0 komentar:

Posting Komentar